Konsep Seni Rupa

Konsep Seni Rupa

Proses Negosiasi

Proses Negosiasi

Latest Posts

Jumat, 21 Juli 2017

Anubias Varigata Mu, genetik atau buatan ??

Unknown
Pada Artikel kali ini, saya mencoba untuk  membahas tentang Tanaman berdaun varigata.  (studi kasus Anubias pinto dan White) Pertanyaan pertama adalah Apa itu Varigata ??

Variegata merupakan istilah dari bagian dari tanaman (Umumnya Daun) yang memiliki perbedaan warna dengan warna aslinya, letaknya berdampingan dalam satu bagian tubuh tanaman. Dalam kenyataan di lapang, variegata mengekspresikan bagian tanaman berupa belang atau bercak dengan warna berbeda dari warna daun aslinya. Umumnya warna variegata yaitu Putih, Kuning dan Orange yang tidak dominan, contohnya pada tanaman yang kita lihat pada Anubias Pinto yang memiliki variegata berwarna putih pada bagian daunnya. Namun ada pula variegata yang luasnya dominan bahkan bercak merata ke seluruh Daun sehingga warna yang ditampilkan hanya putih saja, atau juga kita sebut dengan Anubias White. Terlihat contoh pada gambar.
Anubias Pinto

Anubias White

Lalu, Bagaimana sebenarnya variegata itu bisa muncul ?

Pada dunia pertanian variegata atau juga disebut dengan chimera, muncul akibat perubahan genetik tanaman, bisa disebabkan oleh faktor internal (genetik), mutasi gen, maupun karena buatan(seperti  modifikasi gen dalam laboratorium). Berdasarkan informasi yang di lansir dari Horteens. Pada perkembangan tanaman, warna variegata tidak selalu dapat tumbuh dengan baik. Bagian ini terkadang kembali seperti semula berwarna hijau. Ada 2 kemungkinan hal ini dapat terjadi, yaitu karena sel variegata bersifat mutasi balik (tidak permanent) dan karena sel variegata tidak sempurna / lemah. Sifat lemah variegata mengakibatkannya mudah terserang penyakit / tidak dapat “bersaing” dengan sel sehat dalam mendapatkan suplai makanan, akibatnya sel tersebut mati dan tidak berkembang. Oleh karena itu tak jarang ada beberapa kasus pemilik anubias pinto, warna daunya kembali menjadi hijau.

Fakta lain juga telah membuktikan, bahwa untuk memperoleh tanaman varigata, dapat diperoleh bukan saja karena buatan Laboratorium. Akan tetapi dengan penambahan zat kimia tertentu, yang pada prinsipnya “menghambat” tanaman untuk membentuk klorofil (zat hijau pada daun).  

Edhi Sandra, pemilik Esha Flora yang sekaligus pakar Fisiologi Tanaman dan Staf pengajar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) telah melakukan eksperimen mengenai Varigata Buatan. Edhi menjelaskan, secara fisiologis varigata muncul akibat genetik maupun buatan. Yang dimaksud buatan, adalah memodifikasi kondisi fisiologis tanaman agar tak mampu menghasilkan klorofil. Cara termudah adalah dengan menurunkan PH. Pada kondisi asam, logam berat terlepas dari tanah dan membuat tanaman keracunan logam. Sayangnya, teknik sederhana itu bukanlah membuat varigata, tetapi mengkondisikan tanaman agar terjadi proses defoliation alias menurunkan pigmen warna hijau. Ini tidak akan permanen/ tidak bisa diturunkan.

Lebih lanjut, Edhi telah melakukan percobaan pada tanaman hiasnya (Studi pada Tanaman Anthurium). Untuk membuat mutasi diperlukan senyawa pemicu. Dari pengalaman diketahui pemakaian Hormon giberelin membuat tanaman pucat dan berwarna keputihan. Karane pada fungsinya, giberelin melipatgandakan sel sehingga tanaman tak sempat membuat klorofil. Selain giberelin, dibutuhkan pula sitokinin yang menghambat akar dan auksin yang menghambat pucuk. Maka sitokinin dan auksin seimbang dicampur dengan giberelin yang lebih tinggi. 'Tujuannya pembentukan akar dan pucuk terhambat, tapi pembelahan sel cepat,' tutur Edhi.

Langkah berikutnya tambahkan ramuan dengan magnesium sebagai penyusun warna minor daun. Hara Mikro yang diperkaya dengan boron dan mangan. Kedua unsur itu membantu pembentukan tunas. 'Semua zat pengatur tumbuh dan unsur kimia dicampur jadi satu. Lalu semprotkan pada mata tunas yang terletak di bonggol,' katanya. Agar perubahan terjadi sampai ke tingkat gen, maka dibutuhkan sentakkan yang menghambat proses pembelahan secara mendadak. Caranya dengan menyemprot cholchicine, zat penghambat. Cholchicine bersifat poliploid sehingga bila mengenai tangan manusia membuat sel dalam tubuh membelah berlipat ganda.

Ramuan pembuat variegata itu cukup disemprotkan ke seluruh bagian tanaman dan media sampai basah kuyup. Penyemprotan dilakukan setiap hari selama 1-2 minggu sebanyak 10-20 cc. Selama perlakuan tanaman tidak perlu dipupuk. 'Bila mau dipupuk, lakukan setengah dari dosis anjuran. Pakai juga pupuk rendah N,' saran Edhi. Penyiraman dilakukan 2 hari sekali agar hormon yang disemprotkan tidak tercuci. Setelah 2 minggu, perlakuan dihentikan.

Bila perlakuan tak dihentikan, tanaman mati. Selama penyemprotan biasanya tanaman merana. Akar dan bonggol busuk, atau pucuk mati. Untuk itu, pascaperlakuan diberikan myoinositol sebagai energi tambahan. Atau berikan larutan gula, pupuk organik, dan KNO3 untuk memulihkan tanaman. Lantaran risiko itulah, Edhi hanya menyarankan perlakuan diberikan pada tanaman sehat dengan diameter bonggol di atas 2 cm. 'Bila disemprotkan pada tanaman muda, besar kemungkinan mati,' katanya. Dari percobaan diatas setidaknya beliau telah berhasil membuat 5 tanaman hias berubah menjadi varigata secara permanen.

Semoga penjelasan di atas dapat memberikan wawasan kepada kita semua. Semoga Membantu
J
Salam

Jumat, 07 Juli 2017

Siapa Pia Perdana

Unknown


Hallo, Perkenalkan Saya Pia Perdana a.k.a Pia / Pay

Saya merupakan Pemilik yang juga penulis laman blog ini.

Siapa Pia ?? yaa hanya manusia biasa yang masih semangat untuk belajar dalam segala hal, saya memiliki ketertarikan dalam bidang Agribisinis, pernah juga belajar di bangku kuliahan di 2 Universitas Sekaligus. Unversitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Selain Belajar di bangku kuliahan, saya juga senang utak atik dan corat coret depan komputer. Sejak kecil saya sudah cukup kenyang di "jejali" pensil gambar dan kuas lukis, alhasil gambar menggambar udah jadi makanan sehari hari :-), maklum kebetulan Ayah saya memang seorang Pelukis beraliran Naturalis. Nah, tapi sejak bangku kuliahan tepatnya ketika saat ikut terlibat dalam organisasi Pers yaitu Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Agrica di Unsoed, dulunya menggambar, disini minat saya mulai berkembang, dunia fotografi mulai saya lirik hehe 3 tahun saya belajar disana, belajar bagaimana menjadi seorang reporter yang baik dan merangkap juga jadi Fotografer Jurnalistik, ya walau masih jauh dari sempurna, but im keep go on, just do it, try again and again.

Setelah keminatan saya tadi, di dunia design dan jurnalistik, ternyata saya masih belum puas hehe
Background yang memang seorang lulusan Agribisnis, candaan beberapa kawan ngeledek untuk mengajak main di dunia Aquascape mulai membuat saya geram, mula saya lihat dan perhatikan, kok bagus, ko ribet ada ina itunya. dari situ lah saya mulai diem diem cari tahu hihihi, lihat referensi lihat karya karya aquascape, apa sih aquascape itu. Dan akhirnya tahu kalau aquascape itu, AMAZING !!!! haha kok amazing ?? yap, aquascape is more Complex than you think, dia (aquascape) bukan nya maen aer aja, trus ada ikanya, tapi lebih dari itu, kolabarasi Teori Pertanian, Perikanan, dan Kesenian gabung jadi trio yang keren. ya itu singkatnya aja, tentang aquascape itu apa, selebih cari sendiri hehe

ya begitu cerita singkat siapa saya ehehe
oh iya cuplikan, dulu saat SMA saya anak band loh, pernah Juara 1 tingkat sekolah, posisis apa ?? GUITAR VOCAL, tapi semenjak SMA band kita Vacum hingga kini, karena personil nya lagi sibuk ber solo karir ahaha (padahal mah karena beda kampus jadi sibuk sendiri)

Cukup yaa, promo diri tentang siapa saya
kalo ingin lebih tau siapa saya, boleeeh
email saja di piaperdana@gmail.com

Sekian, salam hangat



(Pia Perdana)



Kamis, 15 Juni 2017

Apa itu sebenarnya Karpet Seed ??

Unknown
Belakangan ini telah banyak diskusi di antara aquascapers tentang penggunaan produk yang sering kita sebut "Benih Ajaib / Karpet Seed" sebagai tanaman karpet instan, bahkan beberapa orang meyakini sebagai benih dari HC Cuba atau Glossostigma elatinoides. Sepertinya ada banyak kebingungan dari mana asal benih ini sebenarnya, ditambah kurangnya informasi yang solid, jelas dan tuntas di berbagai forum diskusi.
Berbagai scaper dan penggemar dari Asia Timur telah mencoba benih ini, sebelum akhirnya mereka ekspor ke Eropa dan hingga akhirnya ke Indonesia. Ada yang telah menemukan bahwa biji ini sebenarnya berasal dari berbagai jenis tanaman, seperti Oxalis corymbosa, Trichodesma calycosum, dan bahkan Ocimum tenuiflorum (holy basil).
Sebenarnya banyak dari tanaman akuarium adalah jenis angiosperma (Tanaman Berbunga), kemungkinan mereka dapat berbunga untuk mnghasilkam biji dalam kondisi Submersed tapi jauh lebih rendah dibandingkan dengan bentuk emersed.
Meskipun, secara teoritis mungkin untuk beberapa jenis tanaman air seperti Glossostigma elatinoides ditanam dari biji (ya mereka akan berbunga dan menghasilkan biji dengan cara emersed), akan tetapi perbanyakanya jauh lebih cepat dengan cara reproduksi aseksual (bukan dari biji), yaitu dengan tunas atau merambat. Oleh karena itu jauh lebih menguntungkan, memperbanyak tanaman ini dengan cara aseksual daripada mengumpulkan benih. Pertimbangan tidak memilih perbanyakan secara pembenihan, selain karena cara yang sulit dan panjang, bagi pedagang mungkin cara ini tidak akan ekonomis.
Jadi, Darimana sebenaranya benih "Karpet Seed" ini ? Dan tanaman yang seperti apa yang bisa menghasilkan benih dengan cepat, ya tentu harus diperoleh dari tanaman denga pertumbuhan cepat, dan tanaman yang dapat berbunga cepat - idealnya beberapa jenis gulma kebun. Banyak spesies tanaman Oxalis, misalnya, tumbuh liar di Asia Timur, dan sering dianggap gulma di daerah-daerah. Mereka akan bertahan hidup jangka waktu yang singkat di bawah air setelah perkecambahan, dan kecambah terlihat kurang lebih seperti tanaman karpet yang kita lihat sekarang, maka mengapa para pedagang yang "kurang pemahaman" di Asia Timur sering menjual ini di bawah penyamaran "Benih Ajaib".
Satu artikel mengenai masalah ini juga telah menunjukan bahwa benih dari keluarga Oxalis dan Ocimum sering digunakan untuk digunakan sebagai masker wajah. Benih-benih tersebut sering dimasukkan ke dalam masker berbahan kapas, yang dapat dengan cepat berubah menjadi apa yang Anda lihat di foto dengan menjaga masker lembab selama beberapa hari.
Mudah-mudahan ini memberikan beberapa wawasan ke dalam apa yang disebut "Carpet Seeds". Saya akan mendorong orang untuk tidak menggunakan ini sebagai benih. Ini hampir tidak mungkin untuk digunakan dalam akuarium dalam jangka panjang. Saat ini belum ada jalan keluar yang mudah dengan hal-hal seperti "karpet instan" di dunia aquascape yang mampu tumbuh begitu cepat, Jadi saran saya jangan mudah terbujuk rayuan akan hasil cantik yang instan, tapi sebetulnya cuma sebentar yang kita nikmati kecantikanya. Jadi, jangan juga terlalu lama mempertimbangkan investasi uang Anda pada tanaman dengan kualitas terbaik dari pemasok terpercaya.

semoga membantu.


Tim Penyusun

  • Pia PerdanaAuthors
  • Syed Faizan AliMaster / Computers
  • Syed Faizan AliMaster / Computers